Minggu, 26 Juni 2011

malah kutu busuk

Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Parasitologi
Nama Dosen : Hrdiana Herman, S. ST

M A K A L A H
KUTU BUSUK


Oleh :
Kelompok XXI
Tamrin (09.901.289)
Yoel Aulia Marisda (09.901.314)
Sri Ardila (09.901…..)


PROGRAM STUDI DIPLOMA III ANALIS KESEHATAN
UNIVERSITAS INDONESIA TIMUR
MAKASSAR
2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur tak henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat dan inayahnya sehingga kita masih sempat diberikan kesempatan untuk menikmati kehidupan yang indah ini. Terlebih lagi nikmat kesehatan yang Dia berikan sehingga tak menghambat setiap kegiatan yang kami lakukan. Dan Alhamdulillah kami telah menyelesaikan penyusunan sebuah makalah PARASITOLOGI yang berjudul “Kutu Busuk”.
Pengambilan topik tersebut tak lepas dari tugas sebagai seorang mahasiswa untuk menanggapi fenomena yang terjadi dalam masyarakat, semisal tentang penggunaan hipnotis. Tugas ini pula untuk memunihi tuntutan mata kuliah yang bersangkutan
Makalah ini telah kami susun dengan menggunakan kata-kata baku yang mudah dipahami oleh para pembaca, sehingga dapat memberikan kesan positif bagi penulis terlebih lagi dapat menambah wawasan para pembaca. Makalah ini kami susun dengan memadukan antara buku-buku, materi dari internet dan pengetahuan-pengetahuan yang telah kami dapatkan sebelumnya. Oleh karena itu hendaknya ini dapat menjadi sebuah langkah awal untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah ini, meskipun makalah ini telah penulis susun dengan usaha sebaik-baiknya, namun kesalahan mungkin tak akan luput apalagi penulis sebagai manusia biasa. Oleh karena itu penulis pun memberikan kesempatan kesempatan kepada para pembaca untuk memberikan masukan dan saran guna memberikan suatu pelajaran agar dapat meminimalkan kesalahan dalam pembuatan karya tulis berikunnya.

Makassar, 25 Juni 2011


Kelompok Penyusun,











DAFTAR ISI

Halaman Sampul
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penulisan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Latar Belakang dan Klasifikasi Ilmiah
B. Penyakit yang Disebabkan
C. Distibusi Geografis
D. Morfologi
E. Silkus Hidup
F. Gelajah Penyakit
G. Pengendalian
BAB III PENUTUP
A. Keseimpulan
B. Saran
DAftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tenaga Analis Kesehatan, adalah salah satu tenaga kesehatan yang mSebagai seorang calon tenaga Analis Kesehatan, kita dituntut untuk menguasai banyak keahlian dibidang yang berkaitan mpunyai peranan yang sangat penting dalam dunia kesehatan, peranan analis saat ini sebagai tenaga laboratorium sangat membantu pekerjaan dokter untuk mendiagnosa penyakit denagn tepat sebagai pertimbangan dalam melakukan langkah selanjutnya, pengobatan, operasi, terapi, dan lain-lain.
Mengingat pentingnya hal tersebut, seorang analis harus benar-benar tahu apa yang harus dilakukan nantinya sehingga tidak salah dalam menentukan suatu hasil pemeriksaan, karena kesahan sekecil apapun akan mengancam keselamatan nyawa pasien. Oleh karena itu seorang calon tenaga analis kesehatan selain harus memiliki ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan kompetensi bidangnya, juga dituntut untuk menguasai keterampilan/skill dan Kiat (Pengalaman). Keterpaduan ketiga factor tersebut harus diimplementasikan di bidang Hematologi, Kimia Klinik, Bakteriologi, Parasitologi, Imunologi, Transfusi darah, dan sebagainya.
Maka salah satu langkah penulis untuk pemenambah pengetahuanya yaitu dengan penyusunan makalah, maka pada kesempatan ini kami menyusun makalah parasitologi yang berjudul “Kutu Busuk”, pngambilan topik ini tidak lepas dari sub-sub kompetensi sebagai bahan ajaran, yang juga diimplementasi dalam praktikum untuk melihat morfologinya. Penyusunan makalah ini juga dpat dijadikan sebagai pelaporan dari hasil praktikum tersebut.
Hal lain yang mendasari pengambilan topik ini menarik untuk dibahas lebih lanjut adalah bahwa kutu busuk merupakan parasit yang tersebar di Indonesia yang dapat menyebabkan alergi dan gatal-gatal, dan dapat menyerang semua orang. Olehnya itu harus diketahui cara-cara yang tepat untuk pengendaliannya, bukan hanya untuk orang-orang tertentu tetapi juga untuk pribadi kami sebagai penyusun.

B. Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang mendasari penyusunan makalah ini tenatng kehidupan parasit ini dalam segala aspek yang kemudian di rangkum dalam berbagai sub-sub pembahasan yang meliputi, latar belakang, Klasifikasi Ilmiah, Penyebaran, Penyakit yang disebabkan, Morfologi, Silkus Hidup, Gejala Penyakit, dan Pengendaliannya.

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah kami ini antara lain sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui segala hal yang berkaitan dengan kutu buku, baik mengenai Klasifikasi Ilmiahn, Distribusi Geografis, Penyakit yan disebabkan, Morfologi, Silkus Hidup, Gejala Penyakit, dan Pengendaliannya.
2. Untuk meningkatkan Pengetahuan kami, baik dari cara penulisan Karya Ilmiah, juga dari isi yang terkadung dari makalah ini.
3. Sebagai bahan evaluasi pelaporan hasil pratikum Parasitologi III, sehingga dapat dibandingka antara praktek dan referensi yang ada, misalnya dari segi morfologinya
4. Untuk dijadikan sebagai langkah pengendalian atau pencegahan dari serangan parasit ini.
5. Dan diharapkan dapat berguna sebagai bahan bacaan untuk mahasiswa lingkungan Program D-3 Analis Kesehatan.















BAB II
PEMBAHASAN

A. Latar Belakang dan Klasifikasi Ilmiah
Kutu Busuk atau Bed bug, Cimex hemipterus, adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae dan merupakan spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Kutu busuk bisa menggigit korbannya tanpa ketahuan
Serangga ini amat mengganggu manusia karena menghisap darah (umumnya di tempat tidur, kursi atau sofa). Darah diperlukan untuk kehidupan kutu busuk sejak menetas, menjadi nimfa, berganti kulit beberapa kali (setiap berganti kulit harus menghisap darah) dan menjadi dewasa.








Cimex lectularius
Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Animalia

Filum: Arthropoda

Kelas: Insecta

Ordo: Hemiptera

Upaordo: Heteroptera

Infraordo: Cimicomorpha

Superfamili: Cimicoidea

Famili: Cimicidae
Latreille, 1802


Subfamilies, Genera & Species

Subfamily Afrociminae
• Genus Afrocimex
o Afrocimex constrictus
Subfamily Cimicinae
• Genus Bertilia
• Genus Cimex
o Cimex adjunctus
o Cimex antennatus
o Cimex brevis
o Cimex columbarius
o Cimex incrassatus
o Cimex latipennis
o Cimex lectularius
o Cimex hemipterus (C. rotundatus)
o Cimex pilosellus
o Cimex pipistrella
• Genus Oeciacus
o Oeciacus hirundinis
o Oeciacus vicarius
• Genus Paracimex
• Genus Propicimex
Subfamily Cacodminae
• Genus Aphrania
• Genus Cacodomus
• Genus Crassicimex
• Genus Leptocimex
o Leptocimex boueti
• Genus Loxaspis
• Genus Stricticimex
Subfamily Haematosiphoninae
• Genus Caminicimex
• Genus Cimexopsis
o Cimexopsis nyctalis
• Genus Haematosiphon
o Haematosiphon inodorus
• Genus Hesperocimex
o Hesperocimex coloradensis
o Hesperocimex sonorensis
• Genus Ornithocoris
o Ornithocoris pallidus
o Ornithocoris toledoi
• Genus Psitticimex
• Genus Synxenoderus
o Synxenoderus comosus
Subfamily Latrocimicinae
• Genus Latrocimex
Subfamily Primicimicinae
• Genus Bucimex
• Genus Primicimex
o Primicimex cavernis


Kutu Busuk atau Bed bug, Cimex hemipterus, adalah serangga yang amat mengganggu manusia karena menghisap darah (umumnya di tempat tidur, kursi atau sofa). Darah diperlukan untuk kehidupan kutu busuk sejak menetas, menjadi nimfa, berganti kulit beberapa kali (setiap berganti kulit harus menghisap darah) dan menjadi dewasa.

B. Distribusi Geografis
Di Indonesia, sampai akhir tahun 1970an, permasalahan kutu busuk banyak ditemukan di rumah, gedung pertunjukan, hotel atau tempat lainnya dimana manusia tidur atau duduk. Tetapi karena keberhasilan pengendalian dengan insektisida berbasis organoklorin (al. DDT), kutu busuk praktis hampir dapat dikendalikan secara penuh, dan hampir tidak ada informasi tentang serangan kutu busuk dalam kurun waktu 1980-2000. Tetapi akhir-akhir ini, terutama dalam 3-5 tahun terakhir, kutu busuk mulai menjadi masalah, banyak ditemukan di hotel berbintang, losmen asrama, dan sedikit di rumah tinggal.
Sebenarnya permasalahan yang (mulai) terjadi di Indonesia tidak separah permasalahan yang sudah terjadi di banyak negara di Eropa, Amerika Serikat, Canada, dan Australia; bahkan Malaysia dan Singapura mulai melaporkan adanya permasalahan dengan kutu busuk. Di AS, misalnya pada tahun 2007 dilaporkan telah terjadi peledakan populasi (out breaks) kutu busuk di 50 negara bagian.
Munculnya kembali kutu busuk, merupakan salah satu misteri dalam Entomologi, mengingat serangga penghisap darah ini hampir tidak muncul untuk jangka waktu puluhan tahun. Walaupun demikian, adalah fakta bahwa dengan adanya globalisasi, orang dan barang dapat dengan mudah berpindah dari satu tempat/negara ke tempat/negara lainnya. Mobilitas ini turut memberikan kontribusi 2 terhadap penyebaran kutu busuk ini ke seluruh dunia. Indikasi ini dapat dilihat antara lain bahwa kutu busuk banyak ditemukan di tempat orang datang dan pergi seperti hotel, losmen, apartemen dan asrama. Kutu busuk (termasuk telurnya) dapat terbawa secara tidak sengaja beserta pakaian, dalam koper/ransel, suitcase dan sebagainya.

C. Penyakit Yang disebabkan
Serangga parasit dari keluarga Cimicidae adalah spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Kutu busuk bisa menggigit korbannya tanpa ketahuan. Serangga parasit ini bisa menimbulkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, anemia dan gejala alergi.












D. Morfologi

 Kutu busuk, tubuhnya berbentuk oval, gepeng dorsoventral, berukuran 4-6 mm, dan berwarna coklat kekuningan atau coklat gelap.
 Kepalanya mempunyai sepasang antena yang panjang, mata majemuk yang menonjol di lateral, dan alat mulut yang khas sebagai probosis yang dapat dilipat ke belakang di bawah kepala dan toraks bila tidak digunakan. Bila menghisap darah bagian mulut ini menjulur ke depan. Protoraks membesar dengan lekukan yang dalam di bagian depan tempat kepala menempel.
 Sayapnya tidak berkembang (vestigial) dan abdomennya terdiri atas 9 ruas yang jelas.
 Seluruh tubuhnya tertutup oleh rambut-rambut kasar (seta) dan beberapa rambut halus.
 Tibia kaki panjang dan tarsinya mempunyai tiga ruas. Yang dewasa mempunyai sepasang kelenjar bau di ventral toraks, dan yang muda mempunyai kelenjar serupa di dorsal abdomen.
 Bagian mulut digunakan untuk menusuk dan menghisap. Labrumnya kecil dan tidak dapat digerakkan. Labium membentuk suatu tabung yang terdiri atas 4 ruas, dan mengandung stilet maksila dan mandibula yang berguna untuk menusuk dan mengisap.

E. Pola dan Siklus Hidup











(Siklus Hidup)

(Siklus hidup)
Karena bentuk tubuhnya yang gepeng, kutu busuk ini mampu merayap dan menyusup ke dalam celah yang sangat sempit. Kutu busuk C. hemipterus ini sangat terkenal di Indonesia, dan orang akan segera mengenalinya karena baunya apabila kutu busuk tersebut dipencet. Kutu busuk ini sering bersembunyi di celah-celah kursi kayu, rotan, di rumah-rumah, restoran, gedung bioskop, kasur di losmen, bahkan celah-celah kandang hewan dan unggas yang terbuat dari kayu atau bambu.
Kutu busuk ini aktif mengisap darah manusia dan hewan di malam hari. Tusukan bagian mulut kutu busuk ini sangat menyakitkan dan menimbulkan kegatalan serta bentol-bentol yang cukup mengganggu. Setelah mengisap darah biasanya kutu busuk ini akan bersembunyi di celah-celah tersebut selama beberapa hari, kemudian bertelur.
1. Seekor betina mampu memproduksi sebanyak 150-200 butir telur selama frekwensi bertelur setiap harinya 3-4 butir. Telurnya berwarna putih krem, panjangnya satu mm dan mempunyai operkulum. Dalam waktu 3-14 hari pada suhu 23o C, telur akan menetas menjadi nimfa.
2. Nimfa pertama akan berganti kulit menjadi nimfa ke-2, 3, demikian seterusnya sampai nimfa kemudian berganti kulit lagi menjadi instar terakhir. Banyaknya pergantian kulit berbeda-beda tergantung jenis, makanan dan suhu. Rata-rata antara 5 sampai 6 kali. Pertumbuhan yang demikian termasuk ke dalam metamorfosis tidak sempurna. Laju perkembangan juga tergantung makanan dan suhu.
3. Pada suhu yang sesuai, stadium dewasa dicapai dalam waktu 8-13 minggu setelah menetas. Lama hidup (longevity) dewasa panjang yaitu 6-12 bulan, dan ia dapat bertahan hidup tanpa makan selama 4 bulan.
Pemencaran kutu busuk dari satu tempat ke tempat lainnya ialah melalui baju yang dipakai orang, tas, atau peralatan kandang yang mengandung kutu busuk. Biasanya yang potensial sebagai sumber pemencaran dan yang bertanggung jawab dalam proses ini ialah kutu busuk betina yang sudah mengandung telur (gravid).

F. Gejala Penyakit Akibat Kutu Busuk








(Ket. Penyakit ruam-ruam akibat kutu busuk)
Sampai sekarang tidak ada bukti-bukti bahwa kutu busuk berfungsi sebagai vektor transmisi penyakit-penyakit manusia. Kutu busuk mengganggu kesenangan manusia karena menggigit dan menghisap darah manusia. Kutu busuk paling suka darah manusia, tetapi kadang-kadang juga menghisap darah ayam, unggas lainnya, tikus, binatang-binatang lain. Mereka hisap darah untuk makanan mereka. Ada orang yang sangat sensitif terhadap gigitan kutu busuk, tempat yang digigit menjadi merah, bengkak dun gatal, ini disebut sebagai penyakit ruam-ruam. Tetapi ada juga orang-orang yang seolah-olah tidak merasa apa apa kalau digigit oleh kutu busuk. Kutu busuk mempunyai kebiasaan untuk degaekasi segara sehabis menghisap darah. Tempat gigitan yang menjadi gatal digaruk-garuk dan faeces kutu busuk terdorong masuk kedalam luka bekas gigitan, tetapi dengan cara ini tidak ada penularan penyakit.

G. Serangan dan Pengendalian Kutu Busuk
 Serangan Kutu Busuk
Serangan kutu busuk dan pengendaliannya. Karena semua tahapan kutu busuk (telur, nimfa, dan telur) mudah terbawa dalam tas, pakaian, koper, dan barang bawaan lainnya. Hal ini membuat kutu busuk menjadi masalah besar bagi banyak hotel (yang tentu saja tidak akan secara terbuka menyampaikan permasalahannya), karena tamu datang dan pergi dengan berbagai barang bawaannya.
Bila sudah menetap kutu busuk ini hidup di celah-celah kayu, tempat tidur (lipatan), karpet, laci, kursi/sofa, lemari, gorden, hampir semua bagian ruangan dapat merupakan tempat persembunyian kutu busuk (dan sulit sekali ditemukan, karena cara hidupnya yang amat tersembunyi). Mereka akan keluar pada malam hari/atau siang hari bisa populasinya tinggi, dan keadaan ruang agak gelap, untuk menghisap darah manusia. Kutu busuk dapat berpindah dengan mudah dari satu tempat ke tempat lainnya (~6-30 meter). Selain itu, kutu busuk ini dapat bertahan hidup walau tanpa makanan (darah, mereka hanya memerlukan darah untuk kehidupannya) untuk jangka waktu sampai 5 bulan!
Walaupun sejauh ini kutu busuk tidak dikenal sebagai serangga yang dapat membawa penyakit yang membahayakan, kecuali reaksi alergi sebagai akibat gigitan kutu busuk. Secara ekonomi, kutu busuk akan amat merugikan, terutama bagi industri perhotelan karena hotel akan kehilangan tamu karena publisitas negatif, termasuk biaya-biaya lain yang berhubungan dengan kebersihan kamar dan kemungkinan tuntutan hukum (lawsuits) dan klaim asuransi dari pihak yang merasa dirugikan.
 Pengendalian
Karena perpindahan kutu busuk dari satu tempat ke tempat lainnya, terutama melalui telur (dan nimfa dan dewasa) yang menempel di pakaian, sprei, koper, barang-barang bekas, dsb, mudah terjadi tanpa kita ketahui; pengendalian kutu busuk menjadi masalah yang tidak mudah.
Bila masalah kutu busuk dilaporkan atau ditemukan, sebelum dilakukan pemeriksaan oleh ahli dan upaya pengendalian kutu busuk dilakukan; hal-hal 3 praktis yang harus dilakukan, bila hal ini terjadi di kamar hotel, rumah, asrama misalnya, adalah sbb:
 Jangan memindahkan barang apapun dari kamar, bila hal ini dilakukan penyebaran kutu busuk ke tempat lain/kamar akan amat mudah terjadi.
Setelah pemeriksaan oleh ahli dilakukan, semua sprei, gorden dan pakaian yang ada harus dikeluarkan (termasuk tempat tidur, jangan memindahkan tempat tidur ke gudang, apalalagi memindahkan ke kamar lain, karena akan menyebarkan kutu busuk ke tempat lain). Barang-barang tersebut harus diperiksa secara teliti sebelum dipindahkan ke tempat lain, dengan terlebih dahulu dimasukkan ke kantong plastik dan ditutup erat-erat.
Pengendalian kutu busuk hanya dapat dilakukan bila pemilik tempat (hotel, rumah dsb) memahami permasalahan kutu busuk ini dengan baik (a.l. cara hidup kutu busuk, dari mana kutu busuk datang,bagaimana cara pengendaliannya, apa yang harus dilakukan oleh pemilik tempat agar pengendalian dapat dilakukan).
Dengan pemahaman ini pemilik tempat dapat mencari perusahaan pengendali hama yang baik dan memahami betul biologi dan cara pengendalian kutu busuk (dengan insektisida atau tanpa insektisida). Walau pengendalian dengan insektisida dapat dilakukan, tidak semua tempat dapat dijangkau dengan insektisida (bergantung kepada jenis dan formulasi insektisida yang digunakan). Kesalahan yang sering terjadi adalah orang berasumsi bahwa hanya tempat tidur yang ada kutu busuknya, padahal kutu busuk dapat ditemukan di semua bagian ruangan (bahkan dapat ditemukan di lubang listrik, dan gantungan baju!).
Bila insektisida digunakan, pemakaian insektisida perlu diulang (karena biasanya hanya membunuh nimfa dan dewasa) sampai semua telur kutu busuk yang ada menetas dan akhirnya terkena insektisida dan mati. Tetapi karena banyak kutu busuk sudah resisten terhadap insektisida (banyak dilaporkan di Amerika, dan Eropa), pilihan insektisida untuk mengendalikannya menjadi amat terbatas. Penelitian awal yang kami lakukan di laboratorium kami di ITB menunjukkan bahwa kutu busuk yang kami peroleh dari beberapa tempat di Indonesia banyak yang sudah resisten terhadap insektisida piretroid, organofosfat dan karbamat.
Dengan demikian, pemilihan insektisida (jenis formulasi dan cara kerja, mode of action insektisida) yang tepat dikombinasikan dengan cara-cara tanpa insektisida dapat digunakan untuk mengendalikan kutu busuk dengan baik. Dan pengendalian yang baik hanya dapat dilakukan oleh pihak yang benar-benar ahli (profesional) dalam bidang ini.

H. Pemberantasan
Perberantasan Cimex/kutu busuk secara garis besar dapat dilakukan dengan cara :
1. Letakkan kulit Durian dibawah tempat yang banyak terdapat kutu busuknya. Biarkan beberapa hari, niscaya kutu busuk akan lenyap.
2. Ambillah beberapa Buah Asam segar, kupas kulitnya dan letakkan di tempat kutu busuk berada. Maka kutu busuk akan pergi jauh-jauh dari tempat tersebut.
3. Menaruh Daun Mindi kering di bawah kasur juga dapat mengusir Kutu Busuk.
4. Bisa juga pakai Baygon kok bunuhnya, yg penting sering dijemur kasurnya, tujuannya untuk membunuh telur – telurnya.
5. Meneteskan lilin / minyak tanah di tempat2 yg tersembunyi, termasuk lekukan2 kasur, jumlah tetesannya sesuaikan dengan kebutuhan, yg penting tetesan lilin menutup celah2 sekaligis memanaskan/mematikan telur dan nymfa.
6. Dan yang paling efektif adalah mengeringkan/menjemur tempat-tempat habitatnya, seperti kasur dan sofa.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari seluruh pembahasan pada makalah ini, maka penulis dapat menarik beberapa kesimpulan, yaitu bahwa kutu busuk atau bangsat atau kepinding adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae yang tergolong sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya. Berwarna coklat kekuningngan sampai coklat tua, mengalami silkus hidup dari telur nimfa (terjadi beberapa kali pergantian kulit) hingga menjadi kutu busuk dewasa, kutu busuk dapat bertahan hidup selama 6-12 bulan dan dapat hidup tanpa mengisap darah sampa 4 bulan.
Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur. Kutu busuk bisa menggigit korbannya tanpa ketahuan. Serangga parasit ini belum pernah dilaporkan sebagai vector penyakit tertentu namun dapat menyebabkan penyakit ruam-ruam, efek psikologis, anemia dan gejala alergi.
Kutu busuk dapat dikendalikan baik secara modern maupun tradisonal, secara modern yaitu dengan penggunaan pestidida, sedangkan secara tradisonal dapat dikakukan dengan pengunaan minyak tanah, pengunaan lilin yang diteteskan pada lipatan-lipatan kasur dan yang paling baik adalah dengan pengeringan kasur.
B. Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan sebagai hasil kajian makalah ini adalah
1. Bahwa seorang Calon Tenaga Analis Kesehatan yang sangat berperan dalam membantu dokter untuk mendiagnosa suatu penyakit, sudah sepatutnya memiliki pengetahuan, Keterampilan/Skill dan Juga Kiat dalam Kompetensinya, khususnya bidang parasitologi
2. Setelah mengetahui cara pengendalian yang tepat, hendaknya dapat diterapkan di kehehidupan sehari-hari untuk menghindari serangan Parasit ini yang dapat menyebabkan Penyakit ruam-ruam, alergi, dan anemia.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu kami mengharapkan agar kiranya, pembaca dapat memberikan masukan atau kritik sebagai bahan pertimbangan agar pada kesempatan berikutnya, dapat meminimalisir keselahan-kesalahan dalam penyusunan karya tulis sehingga bisa menghasilkan karya tulis yang lebih baik lagi.





DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2009. Pengendalian Kutu Busuk. http://www.tanindo.com/abdi18/.htm. Diakses pada tanggal 29 desember 2010
http://utamirubiyanto. blogspot.com/2002/06/ Nematofagus kapan Fusarium Poae isolate local trhadap larva.html. Diakses pada tanggal 1 Januari 2011.http//.
www.wikipedia.com//kutu_busuk

Minggu, 27 Februari 2011