created By Thamrin on Sept 8, 2010
Kau pelita yang tersulut dalam hati
Meski tiupan angin yang begitu kencang
Tak jua engkau bisa padam
Cahaya abadimu akan kian terang
Kini segalanya kian redup
Semua menjadi gelap
Namamu tak lagi suci
Begitupun cinta yang lama terjaga
Pilu menjadi derita
Tangan tak pernah sampai menyentuhmu
Memori usang itu penuh debu
Tak setetesss air yang membasahi
pikirQ masih selalu tentang dirimu
tapi tak lagi indah
semua ingin kusesali
semua ingin kuhapuskan
penjara cinta yang terbangun dengan kisah indah
kini bak jeruji-jeruji cinta dari kayu lapuk
tak lagi dapat mengurung bias indah antara kita
hanya menyisahkan ujung-ujung runcing yang dapat menyayat.
Minggu, 21 November 2010
DIRIMU sang EMBUN
Created by Armada Tham On march 31th, 2010
Embun di pagi itu
Berpadu dalam tetes air yang jernih
Sinar mentari tlah mengeringkannya
Entah esok muncul kembali
Penyejuk kalbu hati yang gerah
Parasmu yang seperti embun
Jatuh meresap dalam bilik bilik jantungQ
Kau tancapkan duri-duri halusmu
EsokQ khan datang
Bilakha engkau selalu hadir?????
Bilakha engkau masih sejuk
Akankha mentari tetap mengusirmu
Kau yang seperti embun
Menyatulah dengan hatiQ
Disini tak ada mentari
Tak akan engkau hilang dalam kering
Wahai kau embunQ
Tetaplah dalam hatiQ
Teteskan sejukmu dalam aliran darah
Tak khan ke hembus kau selamanya
Embun di pagi itu
Berpadu dalam tetes air yang jernih
Sinar mentari tlah mengeringkannya
Entah esok muncul kembali
Penyejuk kalbu hati yang gerah
Parasmu yang seperti embun
Jatuh meresap dalam bilik bilik jantungQ
Kau tancapkan duri-duri halusmu
EsokQ khan datang
Bilakha engkau selalu hadir?????
Bilakha engkau masih sejuk
Akankha mentari tetap mengusirmu
Kau yang seperti embun
Menyatulah dengan hatiQ
Disini tak ada mentari
Tak akan engkau hilang dalam kering
Wahai kau embunQ
Tetaplah dalam hatiQ
Teteskan sejukmu dalam aliran darah
Tak khan ke hembus kau selamanya
lanjutkan karyamu
Hujan di Terik Mentari
Created on January 20, 2010
By. Thamrin
Hujan di terik mentari
Bak tetes-tetes kesedihan yang tak kunjung reda
Jatuh menjadi setajam paku
Menghempas ke dalam ke jantungQ
Resah tak jua terhenti
awang hitam mulai menyelubung mentari
Cahaya-cahaya petir menyambar begitu semangat
Mata-mata hitam memandang awas kepadaQ
Menunduk aku, terpaku dan terdiam
Tak ada isak tangis yang terdengar
Tetap mengepal tangan dengan erat
Menunggu awang hitam menjauh dariku
Created on January 20, 2010
By. Thamrin
Hujan di terik mentari
Bak tetes-tetes kesedihan yang tak kunjung reda
Jatuh menjadi setajam paku
Menghempas ke dalam ke jantungQ
Resah tak jua terhenti
awang hitam mulai menyelubung mentari
Cahaya-cahaya petir menyambar begitu semangat
Mata-mata hitam memandang awas kepadaQ
Menunduk aku, terpaku dan terdiam
Tak ada isak tangis yang terdengar
Tetap mengepal tangan dengan erat
Menunggu awang hitam menjauh dariku
Langganan:
Postingan (Atom)