Minggu, 21 November 2010

Tak Indah LAgi

created By Thamrin on Sept 8, 2010

Kau pelita yang tersulut dalam hati
Meski tiupan angin yang begitu kencang
Tak jua engkau bisa padam
Cahaya abadimu akan kian terang


Kini segalanya kian redup
Semua menjadi gelap
Namamu tak lagi suci
Begitupun cinta yang lama terjaga

Pilu menjadi derita
Tangan tak pernah sampai menyentuhmu
Memori usang itu penuh debu
Tak setetesss air yang membasahi

pikirQ masih selalu tentang dirimu
tapi tak lagi indah
semua ingin kusesali
semua ingin kuhapuskan

penjara cinta yang terbangun dengan kisah indah
kini bak jeruji-jeruji cinta dari kayu lapuk
tak lagi dapat mengurung bias indah antara kita
hanya menyisahkan ujung-ujung runcing yang dapat menyayat.

DIRIMU sang EMBUN

Created by Armada Tham On march 31th, 2010

Embun di pagi itu
Berpadu dalam tetes air yang jernih
Sinar mentari tlah mengeringkannya
Entah esok muncul kembali

Penyejuk kalbu hati yang gerah
Parasmu yang seperti embun
Jatuh meresap dalam bilik bilik jantungQ
Kau tancapkan duri-duri halusmu

EsokQ khan datang
Bilakha engkau selalu hadir?????
Bilakha engkau masih sejuk
Akankha mentari tetap mengusirmu

Kau yang seperti embun
Menyatulah dengan hatiQ
Disini tak ada mentari
Tak akan engkau hilang dalam kering

Wahai kau embunQ
Tetaplah dalam hatiQ
Teteskan sejukmu dalam aliran darah
Tak khan ke hembus kau selamanya

lanjutkan karyamu

Hujan di Terik Mentari
Created on January 20, 2010
By. Thamrin
Hujan di terik mentari
Bak tetes-tetes kesedihan yang tak kunjung reda
Jatuh menjadi setajam paku
Menghempas ke dalam ke jantungQ
Resah tak jua terhenti
awang hitam mulai menyelubung mentari
Cahaya-cahaya petir menyambar begitu semangat
Mata-mata hitam memandang awas kepadaQ
Menunduk aku, terpaku dan terdiam
Tak ada isak tangis yang terdengar
Tetap mengepal tangan dengan erat
Menunggu awang hitam menjauh dariku

Minggu, 02 Mei 2010

sebuah galeri penuh makna, berupa jendela masa lalu

buah dari imaji seorang pemimpi "kumbang tak bersayap"

4.jpgHujan di Terik Menta

Created on January 20, 2010

By. Thamrin

Hujan di terik mentari

Bak tetes-tetes kesedihan yang tak kunjung reda

Jatuh menjadi setajam paku

Menghempas ke dalam ke jantungQ

Resah tak jua terhenti

awang hitam mulai menyelubung mentari

Cahaya-cahaya petir menyambar begitu semangat

Mata-mata hitam memandang awas kepadaQ

Menunduk aku, terpaku dan terdiam

Tak ada isak tangis yang terdengar

Tetap mengepal tangan dengan erat

Menunggu awang hitam menjauh dariku


DIRIMU sang EMBUN

Created by Armada Tham On march 31th, 2010

Embun di pagi itu

Berpadu dalam tetes air yang jernih

Sinar mentari tlah mengeringkannya

Entah esok muncul kembali

Penyejuk kalbu hati yang gerah

Parasmu yang seperti embun

Jatuh meresap dalam bilik bilik jantungQ

Kau tancapkan duri-duri halusmu

EsokQ khan datang

Bilakha engkau selalu hadir?????

Bilakha engkau masih sejuk

Akankha mentari tetap mengusirmu

Kau yang seperti embun

Menyatulah dengan hatiQ

Disini tak ada mentari

Tak akan engkau hilang dalam kering

Wahai kau embunQ

Tetaplah dalam hatiQ

Teteskan sejukmu dalam aliran darah

Tak khan ke hembus kau selamanya



Perjuang Sang Rembulan

created by Armada Tham

on april 1nd, 2010, 22.15 o’clock

Di hadapku sayup kutatap

Cahaya bulan tampak redup

Terbias warna pelangi yang membulat mengitari

Awang-awang membeku tak kedinginan

Kian larut malam berlalu

Kian redup cahaya sang dewi malam

awang hitam mulai terbebas dari beku

perlahan mendekat menghampiri rembulan

mulai terdekap erat sang rembulan

tetap meronta melepaskan diri

emosi memuncak, rembulan telah hilang

tapi masih kulihat, seberkas cahaya merah

tangan mengepal penuh harap

seakan kualirkan tenaga untuknya

mulai terbelah selubung hitam

memudar menjauhi cahaya

hati bersorak takjub

tak ada setetes air mata hujan yang jatuh

tak jua angin yang datang mengusir awang

tapi sang rembulan dapat kembali bersinar terang

I L M U

Created by Thamrin on April 27th, 2010

Menatap mentari yang bersinar

Memandang rembulan yang bercahaya

Ku buka mata kulihat cahaya

Ku pejam mata kutatap kegelapan

Pada siapa ku bertanya

Mengapa ada cahaya…?

Pada siapa ku bertanya…?

Mengapa ada kegelapan

Apakah diamku dapat menjawab

Walau memejam mata mencari makna

Ku lihat hati masih kosong

Hanya ku dapat kesamaran dalam imaji

I L M U

IL MU

Yah, aku butuh ilmu

Akan kucari dengan harapan

Membuyar kebingungan dengan ilmu

Setiap pandangan memberi makna

Setiap suara mengalir ke memori

Tlah ku sentuh cita dengan imaji

Maka tak sulit bintang kugapai

Dengan keyakinan bukan kebimbangan

Mutiara hidup pun dapat ku raih

Cahaya masa depan yang cerah